Thursday, October 7, 2010

Tanya jawab masalah bid'ah (2)

Mungkin ada juga yang bertanya: Ada hal-hal yang tidak pernah dilakukan pada masa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tetapi disambut baik dan diamalkan oleh umat Islam,
seperti adanya sekolah, penyusunan buku, dan lain sebagainya. Hal-hal baru seperti itu
dinilai baik oleh umat Islam, diamalkan dan dipandang sebagai amal kebaikan. Lalu
bagaimana hal ini, yang sudah hampir menjadi kesepakatan kaum Muslimin, dipadukan
dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Setiap bid'ah adalah kesesatan."
Jawabannya:
Kita katakan bahwa hal-hal seperti ini sebenarnya bukan bid'ah, melainkan sebagai sarana
untuk melaksanakan perintah, sedangkan sarana itu berbeda-beda sesuai tempat dan
zamannya. Sebagaimana disebutkan dalam kaidah: "Sarana dihukumi menurut tujuannya".
Maka sarana untuk melaksanakan perintah, hukumnya diperintahkan, sarana untuk
perbuatan yang tidak diperintahkan, hukumnya tidak diperintahkan, sedang sarana untuk
perbuatan haram, hukumnya adalah haram. Untuk itu suatu kebaikan jika dijadikan sarana
untuk kejahatan, akan berubah hukumnya menjadi hal yang buruk dan jahat.
Firman Allah Ta'ala: "Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka
sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas
tanpa pengetahuan."
Padahal menjelek-jelekkan sembahan orang-orang musyrik adalah perbuatan haq dan pada
tempatnya, sebaliknya menjelek-jelekkan Rabbul 'Alamien adalah perbuatan durjana dan
tidak pada tempatnya. Namun karena perbuatan menjelek-jelekkan dan memaki sembahan
orang-orang musyrik menyebabkan mereka akan memaki Allah, maka perbuatan tersebut
dilarang.
Ayat ini sengaja kami kutip, karena merupakan dalil yang menunjukkan bahwa sarana
dihukumi menurut tujuannya. Adanya sekolah-sekolah, karya ilmu pengetahuan dan
penyusunan kitab-kitab dan lain sebagainya walaupun hal baru dan tidak ada seperti itu pada

zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, namun bukan tujuan, tetapi merupakan sarana.
Sedangkan sarana dihukumi menurut tujuannya. Jadi seandainya ada seorang yang
membangun gedung sekolah dengan tujuan untuk pengajaran ilmu yang haram, maka
pembangunan tersebut hukumnya adalah haram. Sebaliknya apabila bertujuan untuk
pengajaran ilmu syar'i, maka pembangunannya adalah diperintahkan.
Jika ada pula yang mempertanyakan: bagaimana jawaban Anda terhadap sabda Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Siapa yang memulai memberi contoh kebaikan dalam Islam maka ia mendapat pahala
perbuatannya dan pahala orang-orang yang mengikutinya (meniru) perbuatannya itu..."
Jawabannya:
Bahwa orang menyampaikan ucapan tersebut adalah orang yang menyatakan pula: "Setiap
bid'ah adalah kesesatan" yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan tidak mungkin
sabda beliau sebagai orang yang jujur dan terpercaya ada pertentangan satu sama
lainnya. Sebagaimana firman Allah juga tidak ada yang saling bertentangan. Kalau ada
yang beranggapan seperti itu, maka hendaklah ia meneliti kembali. Anggapan tersebut terjadi
mungkin karena dirinya yang tidak mampu atau kurang jeli. Dan sama sekali tidak akan ada
pertentangan dalam firman Allah atau sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Dengan demikian tidak ada pertentangan antara kedua hadits tersebut, karena Nabi
menyatakan: "Man Sanna Fil Islam" yang artinya" Barangsiapa berbuat dalam Islam"
sedangkan bid'ah bukan termasuk dalam Islam, kemudian menyatakan "sunnah
hasanah" berarti sunnah yang baik, sedangkan bid'ah bukan yang baik. Tentu berbeda
antara berbuat sunnah dengan mengerjakan bid'ah.
Jawaban lainnya, bahwa kata-kata "Man Sanna" bisa diartikan pula: "Barangsiapa
menghidupkan suatu sunnah" yang telah ditinggalkan dan pernah ada sebelumnya.
Jadi kata "Sanna" tidak berarti membuat sunnah untuk dirinya sendiri, melainkan
menghidupkan kembali suatu sunnah yang telah ditinggalkan.
Ada juga jawaban lain yang ditunjukkan oleh sebab timbulnya hadits diatas, yaitu kisah
orang-orang yang datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mereka dalam
keadaan yang amat sulit. Maka beliau menghimbau kepada para sahabat untuk
mendermakan sebagian dari harta mereka. Kemudian datanglah seorang Anshar dengan
membawa sebungkus uang perak yang kelihatannya cukup banyak, lalu diletakkannya
dihadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Seketika itu berseri-serilah wajah beliau
dan bersabda: "Siapa yang memulai memberi contoh kebaikan dalam Islam maka ia
mendapat pahala perbuatannya dan pahala orang-orang yang mengikuti (meniru)
perbuatannya itu..."
Dari sini, dapat dipahami bahwa arti "Sanna" ialah melaksanakan (mengerjakan) bukan
berati membuat (mengadakan) suatu sunnah. Jadi arti dari sabda beliau: "Man Sanna Fil
Islam Sunnah Hasanah" yaitu "Barangsiapa melaksanakan sunnah yang baik" bukan
membuat atau mengadakannya, karena yang demikian ini dilarang berdasar sabda beliau:
Kullu bid'ah dhalalah.

No comments:

Post a Comment

Kelembutan akan selalu membuat indah apa saja dan siapa saja yang melekat padanya.
Komentar anda sangat berarti bagi kami. Kelembutan anda dalam berkomentar dan memilih kata adalah sikap bijak anda dalam mewujudkan keindahan pada blog ini.